Minggu, 02 Juni 2013

RAYAP YANG SERANG ISTANA,JENIS RAYAP PALING BERBAHAYA,,,,,!!!!!!!

Peneliti IPB mengungkapkan, struktur atas bangunan Istana Merdeka, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, yang jadi kediaman resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ternyata diserang jenis rayap paling berbahaya.

"Jenis rayap yang menyerang bangunan atas Istana Merdeka itu adalah `Coptotermes curvignathus`, yakni jenis rayap paling berbahaya," demikian disampaikan juru bicara tim peneliti rayap dari Laboratorium Hasil Hutan Pusat Studi Ilmu Hayati (PSIH) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir M Surjono Surjokusumo, MSF, PhD di Bogor, Rabu (5/4).

Ia mengemukakan hal itu bersama anggota tim peneliti rayap lainnya yakni, Dr Ir Naresworo Nugroho, Ir Yudi Rismayadi, MSi,Ir Niken Subekti, MSi, Dr Ir Farah Diba dan Ir Arinana, Msc pada diskusi terbatas berkaitan dengan potensi serangan rayap pada bangunan dengan sejumlah wartawan di Kampus IPB Darmaga.

Bersama sejawatnya, Prof Dr Ir Rudolf Christian Tarumingkeng, MF, PhD, M Surjono Surjokusumo, pekan lalu mengungkapkan bahwa Istana Merdeka mengalami kerusakan pada bagian plafon bangunan yang berunsur kayu akibat diserang koloni rayap.

"Beberapa waktu lalu saya dan pak Rudi (Rudolf) diundang ke Istana Merdeka untuk memastikan apa benar istana diserang oleh koloni rayap, dan ternyata benar. Plafon di Istana Merdeka, tepatnya di ruangan yang biasa dipergunakan presiden menerima tamu, jatuh. Yang utuh hanya rangka alumuniumnya saja," kata guru besar Fakultas Kehutanan (Fahutan) IPB yang segera purna-tugas itu.

Dengan kondisi tingkat keseriusan ancaman kerusakan lebih parah lagi pada Istana Merdeka, kata dia, tim peneliti rayap PSIH IPB kini sudah mematangkan konsep, sekaligus langkah aksi untuk dapat memberantas koloni-koloni rayap, yang setiap satu koloninya terdiri atas jutaan rayap.

"Rekomendasi kita adalah hendaknya rehabilitasi Istana Merdeka jangan dilakukan sebelum ada langkah `sterilisasi rayap`," katanya.

Langkah "sterilisasi" tersebut, menurut dia, adalah menghabisi koloni rayap di setiap area yang ada pada dan di sekitar area bangunan Istana Merdeka yang menurut jadwal pada bulan Mei mendatang akan mulai dikerjakan.

Sementara itu, Yudi Rismayadi, anggota peneliti yang langsung melakukan observasi di Istana Merdeka mengemukakan bahwa struktur atas pada gedung dimana Presiden Yudhoyono dan keluarga tinggal, sudah sangat parah akibat serangan koloni rayap jenis paling berbahaya itu.

"Terjadi pelapukan-pelapukan pada unsur kayu di bagian atas Istana Merdeka, dan itu amat berbahaya jika akhirnya runtuh," katanya.

Untuk itu, kata dia, diperlukan metode penanganan gabungan, yakni dengan membasmi koloni rayap dengan zat yang mematikan, serta metode "sentricon coloni elimination system", yakni cara baru pengendalian rayap dengan metode umpan.

Keunggulan metode "sentricon" itu, yakni memberantas tuntas koloni rayap, tidak merusak bangunan serta ramah lingkungan.

Beberapa tahapan dari metode "sentricon" itu, kata Yudi Rismayadi, pertama: stasiun "sentricon" dan kayu umpan ditempatkan di lokasi strategis di sekitar bangunan gedung, kedua: pemeriksaan stasiun umpan secara periodik untuk memantau aktivitas rayap.

Ketiga, rayap yang menyerang kayu umpan dipindahkan ke dalam umpan rayap beracun dan keempat, secara periodik umpan racun diperiksa sampai koloni rayap akhirnya tereliminasi.

Pengamanan ganda
Pada bagian lain, ia juga menjelaskan bahwa melihat perkembangan rayap yang kini menyerang bangunan-bangunan penting seperti Istana Presiden, bangunan berukuran besar dan gedung-gedung tinggi, diperlukan sebuah pengamanan yang lebih.

"Artinya, kalau bangunan seperti Istana Merdeka, yang merupakan simbol negara dan bangsa Indonesia, jelas diperlukan pengamanan ganda (agar tidak diserang rayap)," katanya.

Ia mengatakan, saat ini rayap tidak hanya populer menyerang kayu sebagai bagian konstruksi bangunan rumah tinggal sederhana, namun telah merambah dengan menyerang bangunan vital seperti Istana Kepresidenan, gedung bertingkat tinggi, yang dari segi konstruksi hampir dikatakan aneh dapat terserang rayap, apalagi dilengkapi kayu awet kelas satu, basement dengan lantai "slab" beton bertulang, atau sangat minimal menggunakan kayu sebagai komponen struktural bangunan.

Pada bangunan bertingkat tinggi itu, katanya, rayap menyerang komponen-komponen kayu sebagai bagian dari ornamen bangunan seperti furnitur, kitchen set dan yang lainnya.

"Bahkan, pada beberapa kasus serangan rayap menghabiskan dokumen-dokumen yang berada di dalam gedung, menghancurkan wallpaper, merusak parquet, dan bahan bangunan baru seperti gipsum, dan kondisi itu mengubah hama rayap yang populer dari hama kayu menjadi hama bangunan," katanya.

Pasalnya, kata dia, rayap tidak hanya menyerang struktur kayu, tetapi juga mengganggu bangunan secara keseluruhan. "Oleh karena itu, tidak aneh jika keruginan yang diakibatkan rayap tidak kurang dari Rp 2,7 triliun," katanya. [TMA, Ant/man]

Mengenal Lebih Dekat Kerajaan Rayap


1. Ratu

Ratu rayap dapat hidup sampai dengan 20 tahun, bahkan lebih. Dan selama hidupnya ratu hanya bertelur dan tetap berada di inti sarang dan tidak keluar sampai akhir hayatnya. Hanya ada satu ratu di setiap koloni rayap. Ukuran ratu Macrotermes dewasa dapat sebesar jempol pria dewasa bahkan lebih.
Meskipun belum dapat dibuktikan secara ilmiah, ratu rayap dipercaya dapat menentukan masa depan nimfa entah itu akan menjadi pekerja, laron atau prajurit dengan menggunakan frekuensi suara tertentu yang di kirimkan kepada nimfa.

http://www.solusiantirayap.com/wp-content/uploads/2009/02/koloni-rayap-300x225.jpg

2. Raja

Berbeda dengan raja semut yang segera mati setelah tak lama menghasilkan keturunan dengan ratu semut, raja rayap menemani sang ratu rayap seumur hidupnya. Ukuran raja rayap pada umumnya hanya 1/10 dari ukuran ratu rayap. Ukuran raja rayap hanya bertambah sedikit setelah menemani sang ratu. Dalam satu koloni hanya ada satu ratu dan raja.
http://www.solusiantirayap.com/wp-content/uploads/2009/06/b-256x300.jpg

3. Nimfa

Nimfa merupakan bayi rayap yang akan menjadi pekerja, laron atau prajurit sesuai dengan kebutuhan koloni rayap. Sang ratu sendiri yang akan menentukan kebutuhan koloni.

4. Rayap Pekerja

Rayap pekerja dapat berjumlah hingga 85% dari sebuah koloni. Kelangsungan hidup sebuah koloni rayap tergantung dari rayap pekerja karena hanya merekalah yang dapat mengkonsumsi kayu dan membagikannya kepada seluruh anggota koloni rayap yang lain. Dengan kata lain merekalah yang menyuapi makanan kepada seluruh anggota koloni yang lain (ratu, raja, prajurit, nimfa dan telur).
Mereka adalah pencari sumber makanan yang gigih, dan dipercaya jangkauan mereka dapat mencapai sejauh 50 meter bahkan lebih dari sarang. Mereka juga berfungsi membersihkan wajah (grooming) seluruh anggota koloni. Dan yang perlu diingat adalah, hanya mereka yang merusak bangunan kita.

5. Rayap Prajurit

Rayap prajurit berjumlah sampai dengan 15% dari seluruh anggota koloni. Mereka
mempunyai bentuk rahang khusus untuk bertempur dan menjaga diri mereka. Rayap prajurit memiliki kepala yang sangat keras dan tidak akan hancur apabila ia mati. Rayap prajurit menjaga dan menemani rayap pekerja di sekitar sumber makanan untuk berjaga dari serangan predator (semut) maupun koloni rayap lain.Rayap prajurit akan membunyikan alarm kepada koloni apabila timbul ancaman atau bahaya bagi koloni, entah itu adanya bau kimia, gangguan hewan / manusia maupun serangan dari predator dan koloni rayap lain dengan cara membenturkan kepalanya di terowongan tanah mereka dan alarm ini akan menyebabkan rayap pekerja dan prajurit untuk berpencar dan bersembunyi di tempat yang mereka anggap aman (misal retakan tembok) dan akan bekerja kembali setelah bau kimia / keadaan dianggap aman.
Berpencarnya anggota koloni akan menyebabkan terbentuknya satelit koloni (koloni yang terputus dari sarang), namun tetap memiliki potensi merusak bangunan.



6. Laron

Sama halnya seperti semut, koloi rayap juga memiliki laron namun berbeda bentuk. Laron diterbangkan oleh koloni rayap 2 kali dalam setahun dalam keadaan udara yang agak hangat dan angin yang tidak terlalu kencang. Hal dilakukan untuk meningkatkan harapan hidup laron terhadap gangguan alam.
Laron akan mencari pasangannya dibawah sinar lampu. Setelah mereka menemukan pasangannya, maka mereka akan memutuskan sayap mereka dan akan berjalan beriringan mencari celah di tanah atau di bangunan


JANGAN BIARKAN RAYAP MERAJALELA MENGHANCURKAN BANGUNAN ANDA,PROTEKSILAH SECARA DINI,,!!!!,,,HUBUNGI KAMI,,,!!!!!!








KENAPA KECOA SUSAH DI BERANTAS???? INI ALASANNYA,,,,!!

Kecoa Tak Suka Rasa Manis, Sulit Diberantas
Para ilmuwan telah menemukan jawaban mengapa kecoa begitu sulit diberantas. Ternyata beberapa spesies telah kehilangan sensor manis pada gigi mereka. Sehingga ketika racun manis diumpankan untuk menarik dan membunuh mereka, maka akan sia-sia belaka.

Ilmuwan Amerika Serikat mempersiapkan sedikit bagian selai kacang. Bagi kecoa lapar, umumnya mereka akan mengeroyok selai itu. Tetapi bagi mereka yang kehilangan gigi manis maka mereka akan menolak dan melompat menjauh setelah mencicipinya.

Tim peneliti dari North Carolina State University menunjukkan bahwa kecoa yang tidak menyukai selai, maka sel-sel pengecap rasa pahit seketika bekerja ketika mereka merasai gula. Sensor pengecapnya mengesampingkan sel manis. Ini berarti bahwa gula dianggap pahit. Detil laporan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Science.

Eksperimen yang dilakukan oleh Coby Schal juga membantu menjelaskan mengapa kecoa kecil yang dikenal dengan kecoa Jerman menjadi lebih sulit dibasmi sejak pertengahan 1980-an. Saat itu banyak orang mulai menggunakan racun hama berlapis glukosa, bukan insektisida. Sejumlah kecoak diperkirakan memiliki sel-sel yang merasakan rasa manis pahit sehingga mereka mampu menghindari racun model baru itu.

Sekitar 25 generasi atau selama 5 tahun, sifat tersebut akan menjadi biasa. "Kecoa sangat adaptif," kata Jules Silverman, penemu keengganan terhadap glukosa dalam tes umpan dari North Carolina State University. Temuan menggambarka kecakapan evolusi yang membuat kecoak begitu sulit untuk dibasmi.

Dalam studi tersebut, Silverman dan tim menjelaskan cara kerja mutasi genetik yang memungkinkan beberapa kecoak bertahan hidup dan berkembang biak. Kuncinya adalah neuron tertentu yang membuat sinyal otak tentang makanan. Pada kecoak normal, glukosa sangat menggairahkan neuron yang kemudian akan memberitahu otak bahwa itu manis. Namun pada serangga mutan, glukosa justru meredam sinyal neuron yang mengatakan manis tadi. Sehingga otak mendapat pesan bahwa manis adalah rasa yang mengerikan.

Para ilmuwan saat ini sedang mencari apakah kecoak jenis lain juga menunjukkan keengganan pada glukosa.

ANDA DI BUAT JENGKEL DENGAN KEHADIRAN KECOA DI TEMPAT USAHA ANDA???,,SEGERA HUBUNGI KAMI,,,!!!...:)


kecoa juga bisa menularkan cacing berbahaya

Kecoa merupakan hewan yang bertempat tinggal di area yang kotor sehingga membuat serangga ini dikenal menjadi sarang berbagai kuman penyakit. Akhir-akhir ini beredar kabar yang menyebutkan bahwa cacing dalam perut kecoa bisa menular ke tubuh manusia. Cacing apakah itu?

"Kecoa ini kan memiliki sifat grooming (membersihkan diri) yah. Ketika habis melewati tempat-tempat kotor, dia akan menjilat-njilati tubuhnya. Bisa saja telur cacing yang menempel masuk ke dalam tubuhnya masuk kemudian menetas di perutnya," terang Dr. drh. Upik Kesumawati Hadi, MS, ahli parasitologi dari Departemen Ilmu Penyakit Hewan Institut Pertanian Bogor ketika dihubungi detikHealth, Kamis (25/4/2013).

Kabar yang santer beredar di Facebook menerangkan bahwa di dalam perut kecoa terkandung cacing halus. Apabila digencet dan keluar isi perutnya, cacing ini bisa keluar dan masuk lewat pori-pori manusia.

dr Upik menjelaskan kecoa yang tergencet tidak hanya mengeluarkan cacing atau telur cacing saja, melainkan kuman dan bakteri yang banyak beredar di tempat tinggalnya. Namun dr Upik tetap menyarankan agar masyarakat tidak terlalu khawatir sebab infeksi cacing lebih banyak dilakukan lewat makanan dan tangan yang tak dijaga kebersihannya, bukan lewat kecoa secara langsung.

Untuk jenis cacing yang bisa menginfeksi kecoa, dr Upik menerangkan bahwa cacing-cacing pencernaan pada manusia bisa saja masuk. Terutama apabila kecoa habis melewati septic tank. Adapun jenis cacing pencernaan adalah cacing kremi, cacing perut, cacing tambang dan sebagainya.

"Kalau yang dikatakan bisa masuk ke pori-pori mungkin seperti cacing di tanah yang biasanya pada anak-anak kalau suka bermain di luar nggak pakai sandal bisa masuk, misalnya jenis Ancylostoma," terang dr Upik.

Walau demikian, dr Upik menyarankan bahwa kabar mengenai cacing dalam perut kecoa ini masih perlu diteliti lagi keabsahannya. Untuk mengatasi infeksi cacing, meminum obat cacing sudah cukup membasmi cacing di dalam tubuh.

TEMPAT USAHA ANDA BANYAK KECOANYA???JANGAN DI BIARKAN...!!!!